Mata uang digital (cryptocurrency) bernama Dogecoin akhir-akhir ini kian populer setelah diendorse oleh bos Tesla dan SpaceX Elon Musk melalui akun twitternya. Harganya bahkan melesat tajam. Dalam 24 jam terakhir harga Dogecoin melambung 26,38%.
Kini Dogecoin sudah menjadi salah satu cryptocurrency dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Di peringkat pertama ada Bitcoin sebagai pionir dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$ 716 miliar, disusul oleh Ethereum dengan kapitalisasi pasar seperempat dari Bitcoin atau sekitar US$ 184,9 miliar.
Dengan pasokan koin digital yang bersirkulasi di pasar mencapai 128,3 miliar unit dan harga US$ 0.07 nilai kapitalisasi pasar Dogecoin mencapai US$ 9,07 miliar dan menduduki peringkat ke-10 saat ini.
Menggunakan asumsi kurs Rp 14.000/US$, nilai kapitalisasi pasar Dogecoin mencapai Rp 129,98 triliun atau setara dengan nilai perusahaan saham-saham blue chip di Tanah Air. Fantastis bukan?
Lebih fantastis lagi jika 10 cryptocurrency terbesar di dunia ini digabung maka kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 1,028 triliun atau setara dengan output perekonomian (PDB) Indonesia dalam satu tahun. Gokil banget kakak!
Top 10 Cryptocurrency Berdasarkan Kapitalisasi Pasar
Secara year to date nilai kapitalisasi pasar Dogecoin telah melesat hampir 1.600%. Pemicu utama volatilitas yang tinggi pada cryptocurrency berlambang anjing Shiba Inu ini adalah cuitan pebisnis kontroversial Elon Musk di twitter.
Pertama kali dibuat hanya untuk lelucon, ternyata Dogecoin malah dilirik oleh Elon Musk, sampai-sampai pekan lalu orang paling kaya di dunia itu membuat survei di media sosial twitternya.
Pada malam Minggu pekan lalu Elon Musk membuat poling yang ditujukan untuk 45,8 juta pengikutnya di twitter. Musk memberikan dua opsi untuk memilih ‘the future currency of Earth’ atau mata uang dunia di masa depan.
Opsi pertama adalah ‘Dogecoin to the Moooonn’ atau ‘kombinasi seluruh cryptocurrency lain’. Dari 2,4 juta orang yang menjawab 71,3% responden memilih opsi pertama. Inilah yang membuat harga Dogecoin naik kencang.
Pada 4 Februari Musk memposting sebuah gambar yang diambil dari film kartun “The Lion King,” dengan dirinya sebagai Rafiki atau sosok monyet dalam kartun tersebut sedang menggendong bayi – Simba dalam film yang kemudian diganti oleh Musk dengan anjing Shiba Inu sebagai lambang Dogecoin.
Pada hari Sabtu, Musk menambahkan dua ekor monyet lainnya. Lucunya kepala monyet tersebut diganti dengan dua wajah artis yang populer yaitu Gene Simmons, dari band Kiss, dan Snoop Dogg.
Dalam postingan tersebut Musk berkata, “Jadi … akhirnya menjadi seperti ini …”. Postingan Musk yang ini memperoleh 631,5 ribu like dan di-retweet oleh pengguna twitter sebanyak 80,5 ribu kali.
Sebelumnya Musk tidak hanya meng-endorse, Dogecoin saja. Saat Bitcoin sedang sangat volatilnya dan menuju rekor harga tertinggi Musk juga ikut berceloteh. Pada Desember lalu, Musk sempat bertanya pada seorang advokat akan kemungkinan konversi transaksi besar yang tercatat dalam neraca (balance sheet) Tesla ke Bitcoin.
Liarnya pergerakan harga mata uang digital ini tak terlepas dari kebijakan moneter bank sentral di seluruh dunia yang ultra longgar, terutama otoritas moneter AS Federal Reserves atau lebih dikenal dengan The Fed.
Selain membabat habis suku bunga acuan (Fed Funds Rate) mendekati nol persen, dalam waktu singkat The Fed mencetak uang fiat berupa dolar AS sebesar US$ 3 triliun dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan.
Uang sebanyak itu digunakan untuk membeli aset-aset keuangan seperti obligasi pemerintah dan surat utang berbasis aset KPR di AS guna meningkatkan likuiditas yang dibutuhkan saat ekonomi seolah beku akibat lockdown.
Meski mendapat pujian dari berbagai pihak atas aksi tegasnya tersebut, kebijakan tersebut punya konsekuensi di pasar. Imbal hasil riil obligasi pemerintah AS yang sudah jatuh ke zona negatif membuat harga emas meroket tajam.
Namun setelah emas mencapai rekor tertingginya dalam sejarah tembus US$ 2.000/troy ons Agustus lalu, aset tak berimbal hasil ini ditinggalkan. Investor, trader dan spekulan beralih ke aset lain yang memberikan cuan lebih tebal. Saham dan cryptocurrency.
Saham yang dipilih pun bukan saham sembarangan, melainkan saham-saham di sektor teknologi AS. Alhasil baik Bitcoin maupun S&P 500 mencetak rekor terbarunya (all time high) ketika perekonomian belum pulih benar.
Valuasi saham dan aset berisiko lain sudah dinilai ketinggian. Banyak pihak yang menilai pasar dalam kondisi bubble. Namun kondisi gelembung tersebut belum akan pecah dalam waktu singkat. Optimisme vaksinasi Covid-19 serta injeksi likuiditas senilai US$ 120 miliar per bulan oleh The Fed masih akan digelontorkan.
Suku bunga pun tak akan dinaikkan setidaknya sampai 2023 atau dua tahun lagi. Selagi pengetatan moneter tidak dilakukan dan sinyal tapering belum terlihat, pasar masih akan berpesta dan penuh dengan euforia. Nilai aset-aset berisiko masih akan naik dan tentunya dengan volatilitas tinggi.
Aset-aset cryptocurrency pun akan semakin menjadi perhatian mengingat sekarang yang memborong bukan hanya ritel saja tetapi juga bandar berdompet tebal berupa investor institusi seperti hedge fund maupun family office.
Lantas sampai kapan harga Dogecoin dan cryptocurrency lain masih akan terus menguat? Mari kita lihat saja perkembangannya.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20210208120019-17-221826/dipom-pom-elon-musk-harga-dogecoin-to-the-moon