Pilih Laman
inChanger

Bitcoin kembali mencuri perhatian di pekan ini setelah diborong oleh Tesla Inc, perusahaan pembuat mobil listrik milik orang terkaya di dunia Elon Musk.
Dalam laporan keuangan yang diserahkan ke Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat, Senin (8/2/2021), disebutkan Tesla telah membeli bitcoin senilai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 21 triliun.

Di akhir tahun 2020, Tesla memiliki dana lebih dari US$19 miliar dalam bentuk tunai dan setara kas. Artinya, Tesla telah mengkonversi 7,9% kasnya dalam bentuk mata uang digital cryptocurrency tersebut.

“Perusahaan membeli bitcoin untuk mendorong diversifikasi pembayaran dan memaksimalkan pengembalian dalam bentuk tunai,” tulis Tesla Inc sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (8/2/2021).

Tesla juga mewacanakan akan mulai menerima pembayaran dalam bitcoin untuk pembelian kendaraan produksinya dengan tetap tunduk kepada regulasi di masing-masing negara, yang masih terbatas hingga saat ini.

Setelah pengumuman tersebut, harga bitcoin langsung meroket, dan sekali lagi mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Dalam 2 hari terakhir, bitcoin melesat nyaris 25%, dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$ 48.214,99/BTC, berdasarkan data Refinitiv. Sementara pada hari ini, Rabu (10/2/2021), harganya terkoreksi 1,9%.

Harga Bitcoin (US$/BTC)

Sebelum Tesla, beberapa perusahaan juga sudah berinvestasi di bitcoin, seperti Silvergate Capital (Bank Kanada), Mogo (fintech Kanada), Microstrategy (perusahaan IT), PayPal (pembayaran digital) Square (pembayaran digital) Galaxy Holdings (perusahaan investasi).

Sementara itu perusahaan jasa finansial, Visa, di akhir bulan lalu menegaskan memiliki rencana jangka panjang untuk menggunakan mata uang cryptocurrency sebagai alat pembayaran.

“Kami percaya berada dalam posisi yang unik untuk membantu menjadikan mata uang cryptocurrency lebih aman, berguna dan berlaku untuk pembayaran,” kata CEO Visa, Alfred Kelly sebagaimana dilansir Cointelegraph, Sabtu (30/1/2021).

Kelly mengatakan provider kartu kredit terbesar di dunia tersebut akan mengelompokkan mata uang cryptocurrency menjadi 2 kategori. Pertama, mata uang cryptocurrency yang merepresentasikan aset seperti bitcoin dan berlaku sebagai store-of-value. Kedua, stablecoin yang memiliki aset lain yang mendasari atau underlying yang akan lebih sering digunakan untuk pembayaran. Stablecoin contohnya yakni Tether, dengan underlying dolar AS.

Untuk koin store-of-value seperti bitcoin, Kelly mengatakan Visa akan menjadi penghubung dengan mata uang fiat (mata uang resmi untuk pembayaran, seperti rupiah, dolar, euro, atau poundsterling).

“Strategi kami adalah bekerja sama dengan dompet digital (wallet) dan bursa cryptocurrency akan memungkinkan pengguna membeli mata uang cryptocurrency dengan kredensial kartu Visa mereka, atau menjadikannya uang ke kredensial Visa kami, untuk melakukan pembelian layaknya menggunakan mata uang fiat di 70 juta merchant di mana Visa diterima secara global” kata Kelly.

Sementara itu untuk kategori yang kedua, yakni stablecoin, Kelly lebih optimistis dengan menyatakannya sebagai inovasi pembayaran yang berpotensi digunakan dalam perdagangan secara global, seperti mata uang fiat.

Jika apa yang dikatakan Kelly itu menjadi kenyataan, mungkinkah di masa yang akan datang, membeli gorengan tahu bulat bisa menggunakan mata uang cyrptocurrency seperti Bitcoin? Bayangkan seorang pelancok warga asing membeli gorengan di food court Indonesia yang menerima pembayaran kartu kredit Visa.

Masa depan tidak ada yang tahu, tetapi dengan pesatnya perubahan akibat teknologi tentunya bukan hal yang mustahil akan terjadi.

Untuk diketahui, Visa dulu merupakan salah satu perusahaan yang paling menentang mata uang digital. Kini Visa malah menjadi provider kartu kredit pertama yang akan menerima mata uang digital sebagai alat pembayaran.

Pekan lalu, perusahaan yang berbasis di Foster City California ini sudah mengumumkan akan merilis Visa crypto software program di tahun ini. Visa sudah bekerja sama dengan 35 platform bitcoin dan mata uang kripto, dengan program tersebut bank komersial bisa menawarkan layanan jual beli bitcoin dan mata uang kripto lainnya.

“Kami menjadikan Visa sebagai jembatan antara mata uang kripto dengan jaringan 70 juta merchant kami di dunia,” kata Jack Forestell, chief product officer Visa, Rabu (3/2/2021).

“Dengan pilot program ini, kami ingin memperluas nilai Visa kepada nasabah bank dengan menyediakan jembatan ke aset mata uang kripto dan jaringan blockchain,” tambahnya.

 

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210210180347-37-222554/diborong-tesla-bitcoin-bisa-buat-beli-gorengan-tahu-bulat

inChanger