Pilih Laman
inChanger

Tren investasi dan spekulasi dengan mata uang kripto (crypto-currency) sedang menjadi tren akibat dari pandemi virus corona (Covid-19) dan berkat ‘cuitan’ dari salah satu orang terkaya di dunia saaat ini, yakni Elon Musk.

Salah satu dari mata uang kripto tersebut adalah Bitcoin. Harga Bitcoin sudah cukup tinggi dan terus meninggi sejak cuitan dari Elon Musk tersebut.

Padahal, Bitcoin punya sejarah panjang dicaci maki dan dilarang di banyak negara. Meskipun Bitcoin tak bisa bersuara menjawab segala bully yang dilontarkan, namun waktu ternyata berpihak kepada Bitcoin.

Waktu yang menjawab dan membawa harga aset digital ini melambung tinggi dan bahkan mungkin yang tercepat yang pernah tercatat dalam sejarah.

Per hari ini (12/2/2021), harga salah satu komoditas kripto paling populer di dunia itu berada di level US$ 47.170,52 atau setara dengan Rp 659 juta. Selama setahun terakhir, harga Bitcoin sudah meroket sekitar 400%, bahkan selama lebih dari 5 tahun terakhir, harga Bitcoin pun sudah melesat terhingga hingga hampir 2 ribu persen atau sekitar 1.928%.

Harga Bitcoin (US$/BTC)

Bitcoin sendiri dibuat oleh nama samaran (pseudonym) Satoshi Nakamoto pada tahun 2008. Hingga saat ini, belum ada yang pernah mengaku bahkan mengungkap siapa di balik nama tersebut.

Pada tahun 2008 pula, Ia mempublikasikan 9 lembar ‘white paper’ yang untuk pertama kalinya menyebut uang digital Bitcoin. Peer-to-peer electronic cash atau mungkin bisa disebut sistem elektronik gotong royong.

Beberapa bulan kemudian, Satoshi Nakamoto merilis software Bitcoin untuk pertama kalinya dengan berpartner bersama pengembang dan Coder online untuk membuktikan kepada khalayak.

Krisis yang terjadi seperti Krisis Keuangan Asia di 1997-1998 hingga Krisis Subprime Mortgage di Amerika Serikat ini membuat trauma banyak pihak.

Posisi bank sentral yang seharusnya dipercaya untuk menjaga stabilitas, luntur karena pengawasan terhadap bank justru bermasalah. Terjadi gelembung kredit, hingga masalah lain seperti biaya-biaya yang secara seenaknya dipungut bank membuat Bitcoin dengan teknologinya kian didekati.

Ketidakpercayaan sang Satoshi Nakamoto pada sistem perbankan konvensional pun mendorongnya melahirkan Bitcoin itu pula.

Bitcoin di antaranya bisa dikirim ke mana saja melalui teknologi Blockchain tanpa melalui bank atau lembaga pengirim. Setiap transaksi Bitcoin juga dilakukan tanpa syarat dan tanpa batasan transfer.

Salah satu kelebihan Bitcoin adalah para penggunanya bisa memantau semua transaksi yang terjadi. Saat ini, ada dua cara mendapat Bitcoin. Pertama, membeli Bitcoin langsung dengan menukarkan mata uang resmi dengan Bitcoin. Kedua, adalah mendapatkan Bitcoin dengan cara memasang aplikasi yang disebut Bitcoin miner atau dikenal juga dengan Bitcoin mining.

Fenomena mata uang virtual yang tiba-tiba hadir rupanya benar-benar mengusik otoritas bank sentral di berbagai negara. Bahkan, Bank Indonesia pernah menyebut dan mengakui kehadiran Bitcoin dan aset digital lain dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan nasional.

Christine Lagarde pada 2019, saat menjadi Managing Director IMF mengatakan kehadiran Bitcoin “mengguncang” sistem perbankan dan harus dipantau untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Christine Lagarde menjadikan perubahan model bisnis pada komersial bank sebagai bukti inovasi seperti cryptocurrency memiliki dampak yang jelas pada sektor keuangan.

“Saya pikir peran distruptor dan apa pun yang menggunakan teknologi buku besar terdistribusi (distributed ledger technology), baik Anda menyebutnya crypto, aset, mata uang, atau apa pun … yang jelas-jelas mengguncang sistem,” ujar Christine Lagarde.

Banyak mata uang digital seperti bitcoin “terdesentralisasi,” yang berarti mereka tidak dikendalikan oleh bank sentral manapun.

Bahkan, bank investasi asal Amerika Serikat (AS), JP Morgan pernah mengatakan bahwa transaksi menggunakan Bitcoin dapat digolongkan dengan jenis fraud atau penipuan.

Menurut Kepala JP Morgan Jamie Dimon, mengatakan bahwa mata uang digital hanya cocok untuk digunakan oleh pengedar narkoba, pembunuh dan orang yang tinggal di tempat-tempat seperti Korea Utara.

Currency itu tidak akan berhasil. Anda tidak boleh memiliki bisnis di mana orang dapat menemukan mata uang begitu saja dan berpikir bahwa orang yang membelinya sangat cerdas”. Kata Jamie Dimon.

Namun, pada tahun 2018, mereka (JP Morgan) pun mengakui keberadaan Bitcoin dan menganggap bahwa Bitcoin adalah lawan terkuat dari emas.

Kini, Bitcoin semakin ‘berkilau’ berkat pandemi virus corona (Covid-19) dan sikap dari orang terkaya di dunia saat ini sekaligus pemilik Tesla, yakni Elon Musk

Satu per satu perusahaan besar mulai berinvestasi di Bitcoin. Paling tidak ada tujuh perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa saham global yang investasi di mata uang digital (cryptocurrency) termasuk Tesla.

Ketujuh perusahaan raksasa yang duluan membeli bitcoin adalah Silvergate Capital (Bank Kanada), Mogo (fintech kanada), Microstrategy (perusahaan IT), PayPal (pembayaran digital) Square (pembayaran digital) Galaxy Holdings (perusahaan investasi) dan Tesla (produsen mobil listrik).

Elon Musk sang pendiri Tesla sendiri telah memberikan energi baru dan mendongkrak pergerakan harga Bitcoin hingga 20% dalam waktu semalam saja, sehingga harga Bitcoin mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah mencapai Rp 650 juta per koin.

Kegembiraan bitcoin, terutama di kalangan anak muda, menggambarkan bahwa orang merasa “terkunci dari kemampuan untuk memiliki jenis aset yang akan memungkinkan mereka menghasilkan segala bentuk kekayaan,” kata Breton.

Milenial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, hanya menguasai 4,6% kekayaan AS hingga paruh pertama tahun 2020, menurut data dari Federal Reserve, bank sentral AS.

“Saat kami melihat demam seputar bitcoin, kami melihatnya sebagai demonstrasi fakta bahwa ini terjadi karena tidak ada sistem non-spekulatif yang bisa diandalkan bagi orang-orang yang belum memiliki akses ke kekayaan AS bisa menghasilkan uang dari waktu ke waktu [dengan cara cepat],” kata Breton.

“Ini menjadi nyata, bahwa saat ini [bitcoin tampak] disiapkan untuk orang yang lebih muda [berani mengambil risiko tinggi].”

 

https://www.cnbcindonesia.com/market/20210212171622-17-223003/berkat-bitcoin-orang-berani-keras-kepala-jadi-kaya-raya/3

inChanger